Minggu, 08 Mei 2011

Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun 2009

Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang.
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun; berat antara 30%—100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun.
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan(tekanan) produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi).[rujukan?] Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti fiskal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.

 Laju inflasi sepanjang 2009 terendah dalam sejarah
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan laju inflasi sepanjang tahun 2009 mencapai 2,78% jauh di bawah target. Pada Desember, inflasi hanya sebesar 0,33 persen.
“Ini seperti perkiraan kami, inflasi di bawah 3 persen akan terjadi,” ujar Kepala BPS, Rusman Heriawan di Jakarta, Senin (4/1).
Inflasi sebesar 2,78 persen tercatat sebagai inflasi terendah sepanjang sejarah Indonesia. Selama ini, inflasi Indonesia cenderung di atas 5 persen.
Angka ini jauh dari perkiraan pemerintah dan bank Indonesia. Di indikator makro APBN 2009, pemerintah memperkirakan inflasi sepanjang tahun itu sebesar 5 persen. Sedangkan, BI memperkirakan inflasi sebesar 5 persen plus minus 1 persen.
Rusman menjelaskan laju inflasi yang rendah sepanjang 2009 disebabkan oleh terjadinya deflasi pada barang-barang yang harganya ditetapkan oleh pemerintah, seperti bahan bakar minyak dan listrik. Untuk harga barang yang ditetapkan pemerintah malah terjadi deflasi minus 3,26 persen.
“Sepanjang 2009 tidak ada kebijakan kenaikan harga, malahan harganya turun,” kata Rusman.
Ini berbeda dengan harga barang komoditas yang berada di luar kendali pemerintah. Menurut dia, harga komoditas itu bergejolak sehingga menimbulkan inflasi 3,95 persen.

Sumber:
*http://www.solopos.com/2010/channel/nasional/laju-inflasi-sepanjang-2009-terendah-dalam-sejarah-11040
8 mei 2011 pukul 20:15
*http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi
8 mei 2011 pkukul 20:27

Tidak ada komentar:

Posting Komentar