Kamis, 14 Februari 2013

Jakarta banjir, Jakarta merugi


Greenomics Indonesia memperkirakan kerugian banjir yang melanda hampir sebagian besar wilayah DKI Jakarta bisa mencapai angka Rp 15 triliun. Kondisi tersebut didasarkan atas asumsi kedaruratan Jakarta akibat banjir dalam masa tanggap darurat selama 10 hari (17-27 Januari 2013), yang tentunya berdampak negatif pada sektor-sektor ekonomi dan perekonomian berbasis masyarakat.

Elfian Effendi, Direktur Eksekutif Greenomics Indonesia, dalam siaran persnya pada Jumat, 18 Januari 2013 mengatakan lebih dari 70 persen ekonomi Jakarta bertumpu pada sektor tersier, yakni perdagangan, pengangkutan, keuangan, dan jasa.

"Kalau selama 10 hari ini Jakarta berada dalam posisi darurat akibat banjir dan sektor tersier tersebut berada pada posisi darurat juga secara riil, maka secara maksimal kerugian akibat banjir Jakarta bisa mencapai Rp 15 triliun", ujar Elfian Effendi, Direktur Eksekutif Greenomics Indonesia, dalam siaran persnya, Jumat, 18 Januari 2013 .

Elfian menyatakan, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo harus memberikan porsi besar pada penciptaan keseimbangan ekologi Kota Jakarta.

"Pengalaman banjir besar yang melanda Jakarta pada 2007 serta tanggap darurat banjir pada 2013 ini mengharuskan Jokowi menyiapkan APBD DKI Jakarta yang pro-ekologi selama lima tahun ke depan, tidak ada pilihan lain. Dengan begitu, Jokowi juga harus secara bertahap mengkampanyekan pertumbuhan ekonomi Jakarta yang berbasis pro-ekologi", kata Elfian.

Tak hanya APBD pro-ekologi yang harus diprioritaskan, Jokowi juga harus memastikan berjalannya secara konkret praktek-praktek kerja sama ekologi hulu-hilir dengan Provinsi Jawa Barat dan Banten. "Ini pekerjaan rumah yang sering terbengkalai", ujar Elfian. Simak berita dan lokasi banjir terkini.

Referensi :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar